Adapunyang sampai kepada kita tentang orang-orang zaman dahulu adalah yang diceritakan oleh kitab-kitab suci. Sejarah mereka, mulai dari masa 150 tahun sebelum Islam, dapat kita ketahui dengan perantaraan syair-syair atau cerita-cerita yang diterima dari perawi-perawi.

The objective of this study is to investigate the moral educational values in Imam al-Syafii poem, which are consisted of nineteen verses. The method used is qualitative descriptive using structural approach. The result showed that in Imam al-syafii poem there are values of patience, honesty, sincerity, modesty of speaking, softness and moral of the nation. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free AbstractThe objective of this study is to investigate the moral educational values in Imam al-Syaii poem, which are consisted of nineteen verses. The method used is qualitative descriptive using structural approach. The result showed that in Imam al-syaii poem there are values of patience, honesty, sincerity, modesty of speaking, softness and moral of the education, morality, poem, Imam al-Syaiʼi                             . 19                   .     .        .          AbstrakPenelitian ini bertujuan mengungkapkan secara mendalam nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada syair-syair Imam al-Syai’i yang berjumlah 19 bait. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak dalam puisi Imam al-Syai’i berupa nilai nilai kesabaran, kejujuran, keikhlasan, kesopanan, tata cara berbicara, kelembutan dan moralitas bangsa. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip dasar pendidikan Kunci pendidikan, akhlak, syair, puisi, Imam al-Syai’iNILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SYAIR IMAM AL-SYAFI’IKAJIAN STRUKTURAL GENETIK*Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinProdi Pendidikan Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Jakartaemail saladdinayubi zahaidarnur diterima 8 September 2014, direvisi 10 Oktober 2014, disetujui 7 November sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia. Substansi karya sastra adalah ide, gagasan, dan pesan tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang yang diungkapkan melalui media bahasa. Karena itu, karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban182Salah satu bentuk karya sastra tertulis yang sangat dikenal adalah puisiatau syair Arab syiʻr. Secara terminologis, para sastrawan mendeinisikansyair sebagai “perkataan yang memiliki wazn musikalitas dan qâiyah sajakyang mengungkapkan imajinasi dan gambaran indah yang memberikan Khaldû n menjelaskan syair dengan meninjau unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Ia menyebutkan bahwa syair mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitual-kalâm al-balîgh bahasa yang tinggi nilai sastrawinya, al-khayâl imajinasi, al-wazn pola irama, dan al-qâiyah kesesuaian huruf akhir setiap bait. Syair juga harus memiliki corak khusus seperti madh pujian, hijâ’ ejekan, ghazl romantis dan Melihat deinisi yang dikemukakan oleh para tokoh di atas, jelaslah bahwa antara puisi syair dan musik atau irama ada kaitan yang sebuah puisi, tersimpan makna yang dibalut dalam keindahan bahasa yang mengandung beberapa nilai, seperti nilai-nilai nilai-nilai pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Menelaah puisi dengan tujuan untuk menggali nilai-nilai pendidikan dapat dianggap sebagai cara yang tepat untuk menyerap nilai-nilai kearifan dan keutamaan akhlak yang dapat diterapkan dalam dunia Ahmad Hasan al-Zayyâ t, Târîkh al-Adab al-ArabîBeirut Dâr al-Marifah, 1422 H/2001 M, cet. ke-7, h. 25. Deinisi ini tidak jauh berbeda dengan pengertian syair dari Ibn Rasyiq dalam al-Umdah dan Qudâmah bin Jafar dalam Naqd al-Syir, sebagaimana dikutip oleh Ahmad al-Syâ yib, Ushûl al-Naqd al-AdabîKairo Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyyah, 1964, h. Ahmad Badawı̂, Ushûl al-Naqd al-Adabî Kairo Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyyah,1964, cet. ke-3, mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi manusia dengan lingkungannya dalam rangka mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sesuai dengan tahapan perkembangan secara optimal sehingga mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi perkembangan kepribadian. Di satu sisi, pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang dan dapat diakui sebagai kekuatan yang dapat menentukan prestasi dan produktivitas seseorang. Dengan bantuan pendidikan, seseorang memahami dan mengintepretasikan lingkungan yang dihadapi sehingga ia mampu menciptakan karya yang gemilang dalam hidupnya. Dengan kata lain, melalui pendidikan, manusia dapat mencapai suatu peradaban dan kebudayaan yang tinggi. Dari perspektif ini, Islam hadir menempatkan pendidikan pada kedudukan yang penting dan sisi lain, pendidikan adalah ujung tombak peradaban manusia. Manusia dapat dilihat kemajuan peradabannya menurut tingkat pendidikannya. Kebutuhan manusia akan pendidikan menjadi sangat penting karena pendidikan dapat membentuk dan mempersiapkan seseorang menjadi pribadi yang disiplin dan hidup bermakna. Kebermaknaan hidup manusia menjadikannya berkembang dari satu waktu ke lain waktu. Dengan demikian, pendidikan mempunyai tugas ganda, yakni mengembangkan kepribadian manusia secara invidual dan mempersiapkan manusia sebagai anggota penuh kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan lingkungan M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam Jakarta Pedoman Ilmu Jaya, 2003, h. A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam Malang UIN Malang Press, 2008, h. 16-22. Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X183Dalam agama Islam, pendidikan dapat diartikan ke dalam beberapa pengertian berikut. Taʼdîb, artinya upaya menjamu, melayani, menanamkan nilai, dan mem-praktikkan sopan santun adab kepada seseorang agar berperilaku yang baik dan disiplin. Taʻlîm artinya upaya memberikan tanda berupa ilmu atau mengajarkan suatu ilmu pada seseorang agar memiliki pengetahuan tentang sesuatu. Tarbiyah, artinya upaya memelihara, mengurus, mengatur, dan memperbaiki itrah manusia yang sudah ada sejak lahir agar tumbuh berkembang dewasa atau sempurna. Pengertian pendidikan tersebut di atas merupakan pengertian yang masih sempit. Secara luas, pendidikan dapat diartikan sebagai segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui, lalu dapat mengerjakan hal yang telah diketahuinya. Keadaan ini berlangsung di dalam segala jenis dan bentuk lingkungan sosial sepanjang kehidupan, selanjutnya setiap jenis dan bentuk lingkungan itu mempengaruhi pertumbuhan individu dalam hal potensi-potensi isik, spiritual, individual, sosial, dan religius sehingga menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang menyatu dengan jenis dan sifat khusus lingkungan dan sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup masing-masing pendidik atau lembaga pendidikan. Menurut Sulaiman,tujuan pendidikan ada dua macam, yaitu menjadikan insân kâmil sempurna yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan insân kâmil yang memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Proses pendidikan dimulai dari kecil, bahkan 5 Suparlan Suhartono, Wawasan Pendidikan Sebuah Pengantar Pendidikan Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2008, h. anak berada dalam kandungan satu bentuk pendidikan adalah pendidikan akhlak budi pekerti. Secara etimologis, kata “akhlâqˮ berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari “khuluqˮ. Kata ini diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa yang melahirkan beragam tindakan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan Abd al-Hamid Mursa, prinsip dasar pendidikan akhlakyang berbasis sosial dan merupakan landasan awal untuk membangun dan mendidik manusia untuk berakhlak mulia adalah 1. tata bicara retorika, 2. toleransi dan kasih sayang, 3. kelembutan, 4. keadilan, 5. kepercayaan dan amanah, 6. kejujuran, 7. kesabaran, 8. persaudaraan, 9. tolong Prinsip-prinsip tersebut merupakan fondasi untuk menanamkan pendidikan kedalam diri manusia untuk menjadi insan yang berakhlak mulia. Selanjutnya, pendidikan akhlak perlu diajarkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kepada segenap manusia karena tujuan pendidikan adalah agar manusia memiliki sensitivitas 6 Fathiyyah Hasan Sulaiman, Madzâhib î al-Tarbiyah Bahts î al-Madzhab al-Tarbawî Inda al-Ghazâlî Kairo Dâr al-Hana li al-Thibâ ʻah wa al-Nasyr, 1963, h. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf Bandung Pustaka Setia, 1995, h. 11. 8 Ibrahim Anis, et. al-Wasîth Kairo Dâr al-Maʻârif, 1972, h. 202. Pendapat ini tampaknya merujuk pada pemikir akhlak Islam terkemuka, Imam al-Ghazali dalam Kitâb Riyâdhah al-Nafswa Muʻâlajah Amrâdh al-Qulûb bab ke-22 dari Ihyâʼ ʻUlûm al-Dîn, Beirut Dâr al-Fikr, jilid III, h. 52, juga pandangan Ibnu Miskawaih dalam karyanya yang terkenal, Tahdzîb Abd al-Hamîd Mursa, al-Fard wa al-Mujtamaʻ î al-Islâm Kairo Maktabah Wahbah, 1989, h. 117. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban184moral sehingga dapat membedakan mana yang baik dan yang meningkatkan sensitivitas moral dalam diri manusia, diperlukan metode pendidikan. Metode pendidikan yang dimaksud bukan metode yang biasa dikenal di dunia pendidikan pada umumnya, seperti metode ceramah, tanya jawab, problem solving, dan sebagainya; namun lebih luas dari itu. Menurut Muchtar,secara umum, metode pendidikan Islam terdiri dari lima, yaitu metode keteladanan uswah hasanah, metode pembiasaan, metode nasihat, metode memberi perhatian, dan metode metode-metode tersebut, nasihat merupakan metode yang paling sering digunakan oleh para orangtua, pendidik, dan para dai terhadap anak atau peserta didik dalam proses pendidikannya. Ada beberapa cara dalam memberikan nasihat. Misalnya, dengan berbicara langsung kepada yang diberi nasihat, menggunakan peribahasa atau bahasa kiasan, atau menggunakan syair atau puisi sebagaimana yang dilakukan ulama Imam al-Syai’i sebagai seorang imam mazhab iqih terkemuka dalam Islam sudah tidak asing lagi bagi kaum muslim, apalagi muslimIndonesia yang mayoritas menganut mazhab Syai’i. Dalam bidang ushul iqih yurisprudensi Islam, dia di-kenal dengan metode istinbâth perumusan hukum yang khas, antara lain metode qiyâs analogi kasus hukum, yang merupakan landasan penting dalam penegakan hukum Namun, ketokohan Imam Syai’i tidak sebatas dalam bidang iqih dan ushul 10 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Karya monumentalnya dalam bidang ushul iqih adalah kitab al-Risâlah Risalah dan al-Umm Buku Induk yang merupakan rujukan ulama salaf dan khalaf dalam merumuskan hukum Islam.iqih, tetapi juga dalam bidang kepenyairan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya nasihat dan hikmah dalam bentuk gubahan syair yang merupakan karya sang imam atau karya murid pemujanya yang dinisbahkan kepada Imam Syai’ dan hikmah Imam al-Syai’i terangkai dalam bentuk prosa dan sebagiannya lain dalam bentuk syair. Sebagai pakar kajian al-Qur’an dan bahasa Arab, kualitas prosanya tidak dapat diragukan lagi secara kualitas. Sedangkan, kualitas syairnya tidak dapat juga dipandang sebelah mata. Keindahan bahasanya sangat memukau, pilihan diksinya sangat tepat dan terinci, hikmah yang menjadi perhatiannya mencakup beragam aspek kehidupan, dan aktualitasnya melintasi zaman. Dengan bahasa yang lugas, tegas, dan mudah dicerna, syair-syair Imam Syai’i mampu menjadi wadah ekspresi pesan nilai yang tidak lekang ditelan zaman. Nilai-nilai pendidikan akhlakyang disampaikan sang imam kepada pembacanya penyimaknyapun sangatmenyentuh kalbu serta menyegarkan jiwa yang kehausan akan nilai, bak sebuah oase bagi musair yang hampir mati ditelan ganasnya terik di tengah padang pasir. Alasan pemilihan syair-syair Imam al-Syai’i sebagai korpus penelitian ini adalah karena kelugasan bahasanya yang sarat nilai pendidikan, sedangkan Imam al-Syai’i dipilih karena ketokohannya sebagai ulama iqih dan ushul iqih serta kemasyhurannya sebagai seorang sisi lain, substansi puisi-puisi Imam al-Syai’i lebih banyak memuat tentang nilai-nilai pendidikan, terutama moral. Hal ini sesuai dengan bidang yang dikaji peneliti, yakni pendidikan akhlak. Sebab, tujuan pendidikan sejatinya adalah menginternalisasikan nilai-nilai dalam pribadi, juga mengembangkan manusia agar Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X185mampu melakukan pengamalan nilai-nilai tersebut secara dinamis dan leksibel dalam batas-batas konigurasi idealitas wahyu Tuhan. Tujuan ini dapat dimplementasikan dalam pendidikan anak agar memiliki “kedewasaan” atau “kematangan” dalam beriman, bertakwa, dan mengamalkan hasil pendidikan yang diperoleh sehingga menjadi pemikir sekaligus pengamal ajaran Islam yang dialogis terhadap perkembangan kemajuan Imam al-Syai’i, pendidikan, metode pendidikan, dan syair-syair yang terdapat dalam kumpulan puisi Imam al-Syai’i adalah beberapa unsur yang dapat ditelaah dengan menggunakan pendekatan sastra, antara lain, strukturalisme genetik adalah teori atau pendekatan sastra yang lahir sebagai reaksi dari pendekatan strukturalisme murni yang antihistoris dan kausal. Doktrin atau metode mengkaji asal-usul karya sastra, pengarang, dan kenyataan sejarahnya turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan. Konsep dasar yang turut membangun teori strukturalisme genetik adalah fakta kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi, pandangan dunia, serta pemahaman dan penjelasan. Konsep-konsep dasar itu berperan untuk membangun sebuah karya sastra. Lingkungan sekitar merupakan objek yang bisa dikembangkan oleh seorang pengarang dalam menghasilkan sebuah karya genetik merupakan cabang penelitian sastra secara struktural yang tidak murni. Iamerupakan bentuk penggabungan antara pendekatan struk-tural dengan metode genetik. Struktu-ralisme genetik mencoba memperbaiki 12 Lilik Nurkholidah, Metode Pendidikan Agama Islam Malang Universitas Negeri Malang, 2005, h. 17kelemahan pendekatan strukturalisme, yaitu dengan memasukkan faktor genetik di dalam memahami karya sastra. Konvergensi penelitian struktural dengan penelitian yang memperhatikan aspek-aspek eksternal karya sastra dimungkinkan lebih demokrat. Dengan konvergensi, setidaknya kelengkapan makna teks sastra akan semakin genetik menjadi teori yang mampu merekonstruksi masyarakat, fakta kemanusiaan atau sosial, pandangan dunia pengarang, dan unsur-unsur yang membangun karya sastra seperti tema, alur atau plot, latar atau setting, tokoh dan penokohan, sudut pandang point of view, dan gaya yang ingin dijawabadalah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada kumpulan puisi atau diwan Imam al-Syai’i. Adapun yang termasuk kedalam nilai-nilai pendidikan akhlak tersebut adalah1nilai-nilai kesabaran, 2nilai kejujuran, 3nilai keikhlasan, 4kesopanan, 5etika berbicara, 6kelembutan, dan 7moralitasbangsa. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan secara mendalam nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam kumpulan puisi Imam al-Syai’ penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi 1 pengembangan ilmu pengetahuan terutama untuk menambah khazanah pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan akhlak; 2 pengembangan lembaga yang konsen dalam pengkajian tema serupa dengan harapan dapat meningkatkan peran serta 13 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra Yogyakarta MedPress, 2008, h. Faruk, Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1999, h. 15. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban186penelitian dalam bidang pendidikan akhlak, meningkatkan peran serta lembaga penelitian dalam mensosialisasikan nilai-nilai pendidikan dalam syair puisi; dan 3 pengayaan pengetahuan peneliti yang tertarik untuk lebih mendalami syair puisi yang digubah oleh para ulama Islam ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural genetik sastra. Langkah-langkah penelitian yang digunakan oleh peneliti sesuai dengan langkahmetode strukturalisme genetik yang dikemukakan oleh Laurenson dan Swingewood yang disetujui oleh Goldman, yaitu 1 penelitian sastra itu dapat diikuti sendiri, mula-mula diteliti strukturnya untuk membuktikan bagian-bagiannya sehingga terjadi keseluruhan yang padu dan holistik; 2menghubungkan dengan sosial budaya, yakni unsur-unsur kesatuan karya sastra dihubungkan dengan sosio budaya dan sejarahnya, kemudian dihubungkan dengan struktur mental yang dikaitkan dengan dunia pengarang; 3 menggunakan metode induktif untuk mencapai solusi atau kesimpulan, yaitu metode pencarian kesimpulan dengan cara melihat premis-premis yang sifatnya spesiik untuk selanjutnya mencari premis peneliti menggunakan pen-dekatan ini karena pendekatan struktural genetik mengkaji sastra tidak hanya fokus pada teksnya tetapi juga meninjau sastra dari segi budaya dan aspek sosiologisnya. Dengan demikian, nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam puisi Imam al-Syai’i dapat dijadikan cerminan kehidupan sekaligus sebagai prinsip dasar untuk pendidikan akhlak. Selain itu, data yang akan digunakan adalah sebuah teks puisi berbahasa Arab yang mengandung nilai-nilaibudaya Arab Islam.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata dan paparan kebahasaan yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan moral yang bersumber dari himpunan puisi Imam al-Syai’i. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan puisi Imam al-Syai’i yang terdapat dalam dîwân antologi puisi al-Syai’i. Bait puisi dalam Diwân al-Syai’i tersebut berjumlah 802 bait dari 320 qashîdah himpunan/topik yang dirangkum dalam 20 bab qâiyah. Karena bait puisi tersebut cukup banyak, peneliti membatasi data penelitian. Pertimbangan pembatasan data ini didukung oleh fakta bahwa beberapa puisi yang masyhur dan dihafal pelajar muslimin adalah puisi-puisi pada Qâiyah Hamzah sampai dengan Qâiyah Hâ’.Adapun dalam analisis data, peneliti menggunakan prosedur sebagai berikut 1 Peneliti membaca keseluruhan syair puisi Imam al-Syai’i dari Qâiyah Bab Hamzah sampai dengan QâiyahHâ’, kemudian memberikan tanda dan mengelompokkan hasil temuan puisi kedalam nilai-nilai pendidikan akhlak yang mencakup kesabaran, kejujuran, keikhlasan, kesopanan, cara bicara, kelembutan, dan moralitas bangsa; 2 Peneliti mengklasiikasikan kandungan puisi berdasarkan nilai-nilai pendidikan yang mencakup kesabaran, kejujuran, keikhlasan, kesopanan, cara bicara, kelembutan, dan moralitas bangsa dengan sebuah tabel analisis; 3 Karena data asli menggunakan teks berbahasa Arab, maka peneliti mentransliterasi teks tersebut ke bahasa Indonesia sehingga bisa dibaca oleh mereka yang belum bisa membaca teks Arab; 4Peneliti memaparkan arti atau makna tiap bait yang dianalisis, lalu Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X187memberikan penjelasan secara kontekstual; 5 Peneliti menyimpulkan hasil Temuan Penelitian terhadap bait-bait puisi da-lam dîwân Imam al-Syai’i ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pen-dekatan struktural genetik, sedangkan analisis datanya fokus pada kandungan nilai dari teks-teks yang dianalisis. Dari analisis yang dilakukan, peneliti menemukan nilai-nilai pendidikan akhlak yang menjadi bahasan penelitian ini. Nilai-nilai tersebut ditemukan pada 19 bait puisi. Secara rinci, temuan penelitian ini adalah sebagai berikut1. Bersikap Sabar Salah satu ciriinsan beriman yang memiliki integritas moral dan menerapkan prinsiphidup mulia di dunia adalah sabar dalam menghadapi ujian hidup. Dengan kesabaran, setiap insan dapat melalui segala rintangan dan menyelesaikan permasalahan dengan sikap tenang dan lapang dada. Puisi-puisi Imam al-Syai’i yang menyeru manusia untuk menjaga kesabaran adalah sebagai berikut.  *         Wa lâ tajzaʻ li-hâditsati-l-layâlî * fa-mâ li-hawâditsi-l-dunyâ baqâ’u Qâiyah Hamzah, bait no. 2 Makna dan janganlah kau kehilangan kesabaran lâ tajzaʻ dalam menghadapi berbagai musibah * karena semua musibah di dunia ini tidak ada yang kekal. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menegaskan bahwa bersabar terhadap musibah adalah sebuah keniscayaan. Sebab, tidak ada musibah yang kekal. Kesabaran terhadap musibah itu berlangsung dalam waktu yang singkat sehingga al-Syai’i menyarankan agar manusia berteguh hati dalam kesabaran dan mengontrol emosinya. Frasa “hâditsah al-layâlîˮ, arti hariahnya adalah malam-malam yang membawa kejadian baru yang tak terduga. Maksudnya, musibah yang datang secara tiba-tiba.   *          Wa ma-d-dahru illâ hâkadzâ * rizyatu mâlin aw irâqu habîb[in] Qâiyah Bâ’,bait no. 1 MaknaDunia al-dahr itu hanya seperti ini saja, maka bersabarlah * terhadap kehilangan hartaatau kepergian kekasih. PenjelasanDalam puisi di atas,Imam al-Syai’i menjelaskan bahwa musibah yang paling sering dialami manusia didunia ini adalah kehilangan harta rizyatu mâl dan ditinggalkan oleh kekasih irâquhabîb. Oleh karena itu, hendaknya manusia bersabar terhadap dua ujian dunia tersebut dan mengatasinya dengan cara terbaik.  *           Ishbir alâ murri-l-jafâ min muʻallimin * fa-inna rasîba-l-ʻilmi î nafarâtihi Qâiyah Hâ’,bait no. 1 MaknaBersabarlah kamu terhadap cara keras guru mengajar * Karena ilmu yang membekas ada dalam ketekunan-mu belajar bersamanya. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban188 Penjelasan Imam al-Syai’i menjelas-kan bahwa seseorang yang sedang menuntut ilmu murid harus bersabar terhadap metode gurunya dalam mengajar, meskipun metode itu dirasakan terlalu keras pada metode yang demikian, justru terletak ilmu yang akan melekat pada diri murid. Frasa “murri-l-jafâ min muʻallimˮ, arti hariahnya adalah sikap keras guru seperti pil yang sangat pahit, maksudnya cara mengajar atau mendidik sang guru yang dirasakan terlalu keras bagi murid-muridnya.   *          Shabran jamîlan mâ aqraba-l- farajâ* man râqaba-llâha î-l-’umûri najâ Qâiyah Jîm,bait no. 1 Makna Jagalah keindahan sabar, karena betapa dekatnya kelapangan itu * Siapa saja yang menjaga Allahdengan kesabaran,niscaya selamat dari segala masalah. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menganjurkan agar manusia selalu menjaga keindahan sabar ketika menghadapi ujian, musibah, atau kegalauan. Sebab, kebahagiaan setelah kesulitan, atau kelapangan sesudah kesempitan, itu sangat dekat dengan orang yang bersabar. Karena itu, menurut al-Syai’i, manusia yang menjaga ketaatan pada perintah Allah, termasuk perintah sabar, akan meraih keselamatan dan kemenangan dari semua urusan yang Bersikap Jujurdan Teguh Prinsip Ciri lain insan beriman yang berpegang teguh pada prinsip hidup mulia adalah kejujuran atau keteguhan prinsip. Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia agar kuat dan teguh dalam menyelesaikan setiap urusan. Kejujuran atau keteguhan prinsip merupakan cerminan integritas moral. Puisi Imam al-Syai’i yang mengandung anjuran untuk berperilaku jujurdan teguh pendirian adalah sebagai berikut *         Wa kun rajulan alâ-l-ahwâli jaldan * wa syîmatuka-s-samâhatu wa-l-wafâ’u Qâiyah Hamzah, bait no. 3 Makna Jadilah engkau lelaki yang kuat teguh pendirian dalam segala urusan * sedangkan perangaimu adalah sangat pemurahdan selalu menepati janji. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia khususnya lelaki untuk selalu tegar, kuat, dan teguh pendirian dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Ketegaran, kekuatan, dan keteguhan prinsip merupakan cerminan sikap kejujuran dan kemuliaan. Orang mulia adalah yang amat pemurah kepada sesama dan selalu menepati keteguhan, kejujuran, kemurahan, dan menepati janji merupakan nilai-nilai moral yang mengantarkan manusia pada kelu-huran Bersikap Ikhlas Ciri lain insan beriman yang teguh pada prinsip kemuliaan adalah keikhlasan. Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia agar selalu ikhlas dalam menerima semua yang diperolehnya karena ia Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X189merupakan ketetapan Allah Swt. Sifat ikhlas merupakan cerminan akhlak mulia. Puisi al-Syai’i yang mengandung anjuran untuk bersifat ikhlas adalah sebagai berikut   *         Idzâ mâkunta dzâ qalbin qanûʻi[n] * fa-’anta wa mâliku-d-dunyâ sawâ’un Qâiyah Hamzah, bait no. 10 Makna Jika engkau tidak miliki hati yang selalu puas qalb qanû ʻ * maka engkau dan pemilik dunia harta itu sama saja. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menegaskan bahwa kepuasan hati adalah nilai sebuah keikhlasan. Orang yang ikhlas ialah yang hatinya selalu puas terhadap apa yang ia peroleh. Apabila hati seseorang telah puas terhadap yang diperolehnya, ma-ka ia telah memiliki sifat keikhlasan. Sebaliknya, apabila ia tidak memi-liki hati yang puas terhadap yang diperolehnya, maka ia sama halnya dengan pemilik dunia. Sebab, pemilik pecinta dunia itu akan selalu mengejar harta dan kekayaan, dan ia tidak pernah puas terhadap harta yang SopanBerjalan dan Ceria Ciri insan beriman yang teguh pada prinsip kemuliaan berikutnya adalah kesopanan dan keramahan. Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia agar berperilaku sopan dan ramah kepada sesama. Kesopanan dan keramahan merupakan cerminan manusia berakhlak mulia. Puisi Imam al-Syai’i yang mengandung anjuran untuk berperilaku sopan adalah *          Wa lâ tamsyiyan i-l-ardhi fâkhiran * fa-ʻammâ qalîlin yahtawîka turâbuhâ Qâiyah Bâʼ, bait no. 10 Makna Janganlah engkau berjalan diatas pundak bumi dengan sikap angkuh * Sebab, tidak lama lagi kamu akan ditimbun di dalam debu bumi. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menjelaskan bahwa sifat sombong dan angkuh merupakan akhlak tercela yang harus dihindari. Karena itu, dia mengingatkan manusia agar tidak bersikap angkuh dan sombong ketika berjalan di atas pundak bumi mankib al-ardh, dan sebaliknya ia harus bersikap sopan santun. Sebab, menurut al-Syai’i, orang yang berjalan di atas bumi dengan keangkuhan itu tidak lama lagi akan mati dan ditelan oleh debu bumi yang diinjaknya setiap hari. Jadi, berjalan dengan angkuh dan sombong itu tiada berguna, dan yang terbaik adalah berjalan dengan sopan dan bersikap santun kepada sesama. Adapun puisi Imam al-Syai’i yang mengandung pelajaran untuk bersikap ramah adalah  *          Fa-uzhhiru-l-bisyra li-l-insâni abghuduhu * kamâ in qad hasyâ qalbî mahabbâti Qâiyah Tâʼ,bait no. 3 Makna Lalu kutampakkan keceriaan wajahku kepada insan yang kubenci * seperti bila hatiku dipenuhi perasaan cinta kepada kekasih Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban190 Penjelasan Dengan mengaitkan puisi di atas kepada dirinya, Imam al-Syai’i menganjurkan agar manusia bersikap ramah kepada sesama, meskipun kepada orang yang dibencinya. Sikap ramah itu harus ditampilkan dalam wajah yang ceria dan murah senyum, seperti orang yang sedang jatuh cinta. Keramahan adalah salah satu nilai akhlak mulia yang terkandung dalam puisi di Bertutur Kata Sopan Ciri insan yang memiliki integritas moral adalah cara bicaranya sopan. Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia agar berbicara dengan retorika yang baik dan sopan, serta meninggalkan hal-hal yang tidak perlu diungkapkan. Sebab, cara bicara yang baik dan sopan merupakan cerminan manusia yang berakhlak mulia. Puisi Imam al-Syai’i yang mengandung anjuran untuk berbicara dengan sopan adalah   *      Wa mayyiz kalâmaka qabla-l-kalâmi * fa-inna li-kulli kalâmin jawâb[un]. Qâiyah Bâʼ, bait no. 22 Makna Saringlah perkataanmu sebelum disampaikan * Sebab, setiap perkataan itu memiliki jawabanmasing-masing. Penjelasan Dalam puisi ini, Imam al-Syai’i menganjurkan untuk menyaring atau memilah dan memilih perkataan yang tepat sebelum disampaikan kepada orang lain. Pertimbangan yang matang dalam menyampaikan pembicaraan adalah hal yang sangat penting dan merupakan cerminan pendidikan akhlak. Sebab, menurut al-Syai’i, setiap pembicaraan dan perkataan itu memiliki jawaban yang sesuai dengan konteknya. Karena itu, seseorang harus menyaring kata-kata yang akan disampaikan sesuai dengan konteks pembicaraannya. *          Qul bi-mâ syi’ta î masabbati irdhî * fa sukûtî ani-l-la’îmi jawâbu[n] Qâiyah Bâʼ, bait no. 11 Makna Katakanlah sesukamu tentang keburukan kehormatanku * Sebab, diamku ini adalah sebuah jawaban bagi orang yang menghinaku Penjelasan Dengan mengaitkan pada dirinya, Imam al-Syai’i dalam puisi di atas menganjurkan kepada manusia untuk bersikap diam terhadap orang suka menghinanya. Anjuran untuk diam dan tidak menanggapi penghinaan tersebut dinilai sebagai jawaban yang tepat atas penghinaan yang ini merupakan prinsip pendidikan akhlak yang mulia.   *        Yukhâ tibunı̂-s-safı̂hu bi-kulli qubhin * fa-akrahu an akû na lahû mujı̂ban Qâiyah Bâʼ, bait no. 12 Makna Orang bodoh mencelaku dengan segala keburukan * lalu aku enggan untuk menjawabnya. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menjelaskantentang sikap diam dalam menanggapi celaan orang bodoh, yang tidak tahu masalah sebenarnya. Dengan mengaitkan puisi pada dirinya, al-Syai’i menegaskan Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X191Apabila ada orang bodoh yang mencela dirinya dengan segala keburukan, maka ia bersikap diam, tidak menanggapinya, dan tidak pula menanggapinya dengan serius. Sikap al-Syai’i ini merupakan sebuah proses pembentukan akhlak mulia.  *         Idzâ nathaqa-s-saîhu falâtujibhu * fa-khoirun min ijâbatika-s-sukûtu Qâiyah Tâʼ, baitno. 1 Makna Jika ada orang yang bodoh berbicara denganmu, maka janganlah kaujawab * Karena jawaban terbaik untuknya adalah sikap diam. PenjelasanDalam puisi di atas,Imam al-Syai’i menjelaskan kembali sikap diam sebagai cara terbaik untuk menanggapi pembicaraan atau cela-an orang yang bodoh, yang tidak mengetahui esensi persoalan. Karena itu, al-Syai’i menganjurkan agar tidak menjawab pembicaraan atau cercaan orang yang bodoh. Dan, jawaban yang terbaik ada-lah sikap diam terhadap orang tersebut. *             *              Wa-sh-shumtu an jâhilin aw ahmaqin syarafun * wa îhi aidhan li-shauni-l-ardhi ishlâh[un] Ammâ tarâ-l-asada tukhsyâ wa-hiya shâmitah * wa-l-kalbu yukhsâ laʻumrî wa-huwa nabbâh[un] Qâiyah Hâʼ, bait no. 2 dan 3 Makna Sikap diam terhadap orang bodoh atau dungu adalah kemuliaan * di dalamnya terdapat kemaslahatan untuk menjaga dunia. Tidakkah kaulihat singa itu ditakuti karena ia diam * sedangkan anjing itu sungguh akan dijauhi ketika ia menggonggong. Penjelasan Di dalam dua bait diatas, Imam al-Syai’i menjelaskan kembali tentang sikap diam terhadap pembicaraan orang yang bodoh atau dungu karena terkandung nilai kemaslahatan bagi penduduk bumi. Selanjutnya, al-Syai’i membuat pe-rumpamaan antara singa dan akan ditakuti dan disegani dalam keadaan diam, sedangkan seekor anjing akan dijauhi ketika ia menggonggong. Artinya, manusia yang jarang bicara-nya bisa lebih disegani dibandingkan dengan manusiayang banyak bicara.  *        Uhibbu makârima-l-akhlâqi juhdî * wa akrahu an aʻîba wa an uʻâba Qâiyah Bâʼ, bait no. 3 Makna aku mencintai kemuliaan akhlak sebagai upaya kesungguhanku * dan aku benci untuk mencela orang lain dan dicela orang lain. Penjelasan Dengan mengaitkan pada keadaan dirinya, Imam al-Syai’i dalam puisi di atas menjelaskan bahwa kemuliaan akhlak yang dimiliki oleh seseorang adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan secara pribadi. Karena itu, sikap terbaik adalah tidak mencemari kemulian diri dengan cara membeberkan aib orang lain, Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban192sebagaimana setiap diri tidak suka jika aibnya dibuka oleh orang lain. Sikap membeberkan aib orang lain adalah sikap tidak terpuji, sedangkan menutupi aibnya merupakan prinsip pendidikan akhlak Bersikap Lembut dan Memaaϐkan Sikap lembut dan ramah terhadap sesama merupakan cerminan pendidikan akhlak mulia. Kelembutan dan keramahan adalah ciri insan yang memiliki integritas moral dan menerapkan prinsip hidup mulia. Imam al-Syai’i dalam bait-bait puisinya menjelaskan beberapa hal tentang kelembutan dan keramahan terhadap sesama, di antaranya bait berikut  *          Washfah an sibâbi-n-nâsi hilman * wa syarrun-nâsi man yahwâ-s-sibâbâ. Qâiyah Bâʼ, bait no. 4 Makna Maakanlah cemoohan orang lain dengan sikap lembut * Orang yang paling burukadalah yang menyukai pertengkaran. Penjelasan Dalam bait puisidi atas,Imam al-Syai’i menganjurkan agar manusia mampu memaakan cemoohan atau cercaan orang lain kepadanya dengan sikap lembut. Ketika terjadi perselisihan, pertengkaran, dan perbedaan pendapat, sering kali orang mudah mencerca dan mencemooh sesamanya. Karena itu, sikap terbaik adalah memaakan cercaan atau cemoohan tersebut. Sebab, orang yang paling buruk, menurut al-Syai’i ialah yang suka bertengkar.  *        Yazîdu safâhatan fa-azîdu hilman * kaʻaudin zâdahu-l-ihrâqu thîbâ[n] Qâiyah Bâʼ, bait no. 20 Makna bertambah aku dimaki, bertambah aku melembut * seperti gaharu yang bertambah wangi jika dibakar. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menggambarkan dirinya dalam menangani orang yang bertindak kasar kepadanya. Apabila orang itu marah dan bertambah kasar kepadanya, maka sang imam akan bertambah lembut dan itu diibaratkan seperti kayu ûd gaharu yang akan bertambah wangi apabila dibakar.   *        Fanâzhir man tanâzharaîsukûn[in] * halîman lâ tulihhu wa laa tukaabir[u]. Qâiyah Râʼ, bait no. 21 Makna Bicaralah dengan orang yang mendebatmu dengan sikap tenang * janganlah kamu memaksa dan bersikap sombongpada orang yang santun. Penjelasan Dalam bait puisi di atas, Imam al-Syai’i menganjurkan kita untuk bersikap tenang pada saat menghadapi perdebatan dengan orang yang belum memahami masalah sebenarnya. Sedangkan kepada orang yang santun, kita tidak boleh memaksakan kehendak dan menyombongkan diri. Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X1937. Memiliki Integritas Moral *              Qad mâta qaumun wa mâ mâtat makârimuhum * wa âsya qaumun wahum î-n-nâsi amwât[un] Qâiyah Tâʼ, bait no. 5 Makna Sebuah bangsa pasti akan mati, tetapi akhlak mulia mereka tidak pernah mati * Sebuah bangsa dianggap mati meskipun masih hidup karena akhlaknya buruk. Penjelasan Dalam bait puisi di atas, Imam al-Syai’i menjelaskan tentang integritas moral sebuah bangsa. Menurutnya, suatu bangsa yang berakhlak mulia akan memiliki pengaruh sepanjang masa, meskipun bangsa itu sudah punah. Akhlak mulia suatu bangsa akan terus dikenang dan dijadikan pelajaran bagi bangsa lainnya. Akan tetapi, bangsa yang tidak memiliki integritas moral akan dianggap mati atau punah meskipun mereka masih hidup. Hal ini karena bangsa tersebut tidak memberikan manfaat apa pun terhadap pendidikan akhlak yang terdapat dalam puisi Imam al-Syai’i merupakan prinsip dasar yang membentuk kepribadian penelitian ini, dapat diungkap tujuh prinsip dasar yang dinilai sebagai nilai-nilai pendidiklan akhlak, yaitu 1 sikap sabar, 2 sikap jujur dan teguh prinsip, 3 bersikap ikhlas, 4 sopan berjalan dan ceria, 5 bertutur kata sopan, 6 bersikap lembut dan memaakan, 7 memiliki integritas moral. Dalam puisi Imam Syai’i yang diteliti, ditemukan19 bait puisi yang mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak, yaitu 4 bait puisi mengandung nilai-nilai kesabaran, 1 bait puisi mengandung nilai kejujuran, 1 bait puisi mengandung nilai keikhlasan, 2 bait puisi mengandung nilai kesopanan, 7 bait puisi mengandung tata cara berbicara yang baik, 3 bait puisi mengandung nilai kelembutan, dan 1 bait puisi mengandung nilai integritas moral bagi temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada puisi Imam al-Syai’i merupakan prinsip-prinsip dasar untuk mem-bentuk akhlak mulia manusia. Manusia yang berakhlak mulia, menurut al-Syai’i, harus memiliki sifatsabar, jujur, ikhlas, sopan dalam berbicara, lembut dan ramah, serta memiliki integritas moral.[]Daftar RujukanAnis, Ibrahim, al-Wasîth, Kairo Dâ r al-Maʻâ rif, Ahmad, Ushûl al-Naqd al-Adabî, Kairo Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta MedPress, Sosiologi Sastradari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1999. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban194al-Ghazali, Abu Hamid, Kitâb Riyâdhah al-Nafswa Muʻâlajah Amrâdh al-Qulûb bab ke-22 dari Ihyâʼ ʻUlûm al-Dîn, Beirut Dâ r al-Fikr, jil. IIIHasan, M. Ali dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, JakartaPedoman Ilmu Jaya, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan. Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Mursı̂, Abdul Hamid, al-Fardwa al-Mujtamaʻ î Al-Islâm,Kairo Maktabah Wahbah, Tasawuf, Bandung Pustaka Setia, Lilik, Metode Pendidikan Agama Islam, Malang Universitas Negeri Malang, Partini Sardjono,Pengajaran dan Penelitian Sastra, Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, Suparlan,Wawasan Pendidikan, Sebuah Pengantar Pendidikan, Yogyakarta Ar-Ruzz Media, Fathiyyah Hasan,Madzâhib î al-Tarbiyah Bahts î al-Madzhab al-Tarbawî Inda al-Ghazâlî, Kairo Dâr al-Hana li al-Thibaʻah wa al-Nasyr, 1963. al-Syayib, Ahmad, Ushûl al-Naqd al-Adabî,Kairo Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, A. Fatah,Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang UIN Malang Press, Ahmad Hasan, Târîkh al-Adab al-Arabî, Beirut Dâ r al-Marifah, 1422 H/2001 M,cet. ke-7. ... Taʻlim artinya upaya memberikan tanda berupa ilmu atau mengajarkan suatu ilmu pada seseorang agar memiliki pengetahuan tentang sesuatu. Tarbiyah, artinya upaya memelihara, mengurus, mengatur, dan memperbaiki fitrah manusia yang sudah ada sejak lahir agar tumbuh berkembang dewasa atau sempurna Fahmi and Nuruddin, 2014. Makna dari istilah-istilah tersebut pun berbeda-beda, perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya konteks kalimat yang berbeda dalam penggunaan istilah-istilah tersebut. ...Eka Santi KusumawardaniAri Khairurrijal FahmiMuhammad Ardy ZainiThe purpose of this study is to describe the implementation of the Lalaran Nadzhom method in learning Nahwu at Al-Barkah Al-Islamiyah Islamic Boarding School, South Tangerang City. This study is qualitative research. Data collection is done by interview, observation and documentation. Data analysis with descriptive analysis. Validity check is done by triangulation of data. The background of this research is the application of the Lalaran method has become a tradition in memorizing Nadzhom Nahwu for a long time. The use of the Lalaran method is still used and applied in Islamic boarding schools to this day. The students have the freedom to express the chants or notes in the Nadzhom verses that they memorize. This can motivate students in memorizing Nadzhom. The research formulation in this study is one, namely the application of the Lalaran Nadzhom method in learning Nahwu at Al-Barkah Al-Islamiyah Islamic Boarding School. The results showed that the implementation of the Lalaran method in memorizing Nadzhom Nahwu was carried out in several stages, there are planning, implementation and evaluation stages. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan metode Lalaran Nadzhom dalam pembelajaran Nahwu di Pondok Pesantren Al-Barkah Al-Islamiyah Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan analisis deskriptif. Pemeriksaan keabsahan dilakukan dengan triangulasi data. Latar belakang penelitian ini adalah penerapan metode Lalaran telah menjadi sebuah tradisi dalam menghafal Nadzhom ilmu Nahwu sejak lama. Penggunaan metode Lalaran masih tetap digunakan dan diterapkan di pondok pesantren sampai saat ini. Para santri memiliki kebebasan untuk mengekspresikan lantunan atau nada-nada pada bait Nadzhom yang mereka hafalkan. Hal ini dapat memotivasi santri dalam menghafal Nadzhom. Adapun rumusan penelitian dalam penelitian ini ada satu, yaitu penerapan metode Lalaran Nadzhom dalam pembelajaran ilmu Nahwu di Pondok Pesantren Al-Barkah Al-Islamiyah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan metode Lalaran dalam menghafal Nadzhom ilmu Nahwu ini sangat berpengaruh pada pembelajaran dipondok pesantren tersebut, kemudian lalaran dilaksanakan seelah sholat isya` dengan menggunakan kitab-kitab nahwu seperti imrithi, jurumiyyah, dan alfiyah ibnu IsbahAhmad TaufiqAhmad JamaludinMisbahul MunirPembelajaran bahasa Arab pada anak usia dini pada umumnya sangat strategis dan penting bagi perkembangan bahasa Arab di Indonesia baik untuk menunjang ranah Pendidikan sesuai tingkatannya maupun fungsi komunikasi Bahasa Arab sebagai Bahasa pengantar ibadah umat Islam. Dengan bahasa, anak mulai bertanya, berdiskusi, mengungkapkan pikirannya dan berkomunikasi dengan orang lain. Strategi pembelajaran memudahkan guru untuk memahami guru atau makna yang dijelaskan oleh guru lebih cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk anak usia dini, yang mana secara kemampuan bahasa arab anak masih terbilang butuh bantuan karena potensi yang dimiliki oleh anak usia dini tidak bisa tumbuh secara optimal. Penelitian ini berbasis library research, dan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Yakni dengan menganalisis dokumen dari buku, jurnal dn artikel terkait pembahasan. adapun hasil dari penelitian ini adalah beberapa opsi pilihan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk belajar bahasa Arab pada anak usia dini. Pertama strategi pembelajaran langsung memori, kognitif dan kompensasi. Kedua strategi tidak langsung metakognitif, emosional dan sosial. Setidaknya ada empat metode yang tersedia untuk pembelajaran belajar bahasa Arab pada anak usia dini mendongeng, proyek, menyanyi, dan Era Syahputra SiregarPada masa Nabi Muhammad Saw semua permasalahan syari’ah diserahkan sepenuhnya kepada Nabi saw, dengan berpedoman kepada al-Qur’an. Periode Khulafaur Rasyidin sumber hukum didasari pada al-Qur’an dan Sunah dan ijtihad para Sahabat. Ijtihad dilakukan pada saat muncul permasalahan yang tidak ditemukan dalilnya dalam al-Qur’an maupun Hadis. Umat Islam sepeninggal Nabi mulai dihadapkan pada persoalan-persoalan baru yang memerlukan jawaban-jawaban teologis sebagai tantangan bagi elastisitas ajaran Islam sebagai ajaran yang shalih li kulli zaman wa makan. Persoalan-persoalan baru itu muncul sebagai konsekwensi logis perkembangan sosio-kultural dan sosio-politik umat yang sangat dinamis, dikarenakan makin luasnya ekspansi Islam serta perubahan situasi dan kondisi zuruf yang mengitarinya. Tidak semua permasalahan-permasalahan itu memiliki preseden pada hadis Nabi, bahkan banyak di antaranya yang betul-betul baru yang tidak memiliki petunjuk praktis keagamaan. Pendidikan Islam diharapkan mampu untuk membentuk peserta didik yang mampu menerapkan nilai-nilai spiritual religius dan juga etika, namun yang terjadi belum mencapai apa yang ditargetkan. Sebagai solusi perlu adanya pembaharuan dalam konsep SubaidiThis research explains the values of character building in the poem sy’ir of Gondo Arum by Kyai Muhammad Anwar Sanusi bin Karim. This research uses a descriptive qualitative approach. The aim is to explain and analyze a person’s thought, individually or group. The technique of collecting data is done directly by using written document and monumental creature by a person who is a mufti of archipelago, kyai Muhammad Anwar Sanusi bin Karim. Data analysis uses descriptive analysis method. The finding of this research is 1. Respect and well-mannered character. This value is relevant with 9 pillars of national character. In the poem of already explained related with an attitude of talking to parents and others that relate to religious doctrine; 2. The character of honesty is behaviour that is based on the effort of making him/herself as people who always can be trusted in words, action, and work. According to kyai Muhammad Anwar Sanusi bin Karim, honesty is a very admirable character, it is honesty in words and action; 3. The character of hard-working, it means try hard to achieve success and do not know to give up. According to kyai Muhammad Anwar Sanusi bin Karim hard working is described in the poem of by the term of “frequently of study day and night”; 4. Values of love Allah and truthfulness, it means the realization the feeling of relative among human which is Allah creatures is a favor from one and only God, and from the relationship will grow the feeling of loving to each other which is based on piety; 5. The character of a kind and humble, to make a good character person should always try to do good things. The good habit should be done consistently or istiqamah. The good habit will build someone’s character to become good. Any small of goodness always be done then it will be big goodness; 6. The character of coalescence and unity, it means the unity of messed style that is various become one which is intact and harmonious. The implementation of coalescence and unity values is such as defend the compactness, to parents, relative, fellow, and social environment. Keywords character building, the poem of Gondo Arum, Islamic literatureNuha NuhaM. Syakirin GhozalyTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum dari buku mahfudzat tematik bunga rampai peribahasa Arab ilmu dan adab karya ibnu arief, serta mengetahui nilai-nilai pendidikan yang ada dalam buku tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini jenis studi pustaka dan model kualitatif, pendekatannya menggunakan pendekatan content analysis, deskriptif, induktif, dan pendekatan normatif. Sumber data primer yaitu buku mahfudzat tematik karya ibnu arief. Hasil kesimpulan adalah 1. bahwa gambaran umum dari kitab mahfudzat karya ibn arif adalah bahwa isi kitab mahfudzat ini meliputi al-hadits dan atsar sahabat, bait-bait hikmah, nasehat ulama’ dan para pujangga. Isi pembahasan dalam kitab ini diawali dengan tema besar nasihat untuk para guru, dipertengahan buku dibahas tentang berbagai macam peribahasa arab mahfudzat dan faidahnya, dan diakhiri dengan latihan-latihan soal. Inti dari pembahasan mahfudzat dalam buku ini terdiri dari 3 bab. Bab pertama membahas tentang ilmu, bab kedua tentang adab, bab ketiga tentang adab. Jumlah keseluruhan mahfudzat yang ada dalam buku tersebut berjumlah 92 buah. 2. Nilai-nilai pendidikan yang ada dalam kitab mahfudzat ini secara maknawi mengandung 5 lima aspek pendidikan, yaitu pendidikan iman, ilmu, amal, akhlak, dan sosial. 1. Nilai pendidikan keimanan bertujuan untuk mendidik manusia agar senantiasa menguatkan iman dan mensucikan jiwa. 2. Nilai pendidikan keilmuwan, bertujuan untuk menjunjung tinggi kehormatan manusia, menjadi manusia yang mulia, dan bermanfaat bagi sesama 3. Nilai pendidikan amaliyah, bertujuan mendidik manusia untuk selalu berbepilaku dan berfikir positif agar hidup menjadi lebih produktif dan bernilai ibadah 4. Nilai pendidikan akhlak, bertujuan mampu mendidik manusia untuk bersikap sabar, iffah, izzah, rendah hati, dan 5. Nilai pendidikan sosial, bertujuan untuk mendidik manusia agar selalu menjalin komunikasi dengan sesama, karena banyaknya relasi merupakan salah satu cara untuk mempermudah datangnya rezeki. الملخص أهداف هذا البحث لمعرفة الصورة العامة عن كتاب المحفوظات الموضوعية عن العلم والأدب لإبن عارف ولمعرفة القيمة الموجودة في ذالك الكتاب. ومنهج البحث هو بحث مكتبي وعلى نهج تحليل المعنى وصفية واستقرائية. وأما المصادر البيانات الأولية مأخوذة من كتاب المحفوظات الموضوعي عن العلم والأدب لإبن عارف. والنتائج هي أن الوصف العام لكتاب المحفوظات لابن عارف مضمون إلي أقوال النبي الحديث الصحابة الأثار، والحكمة ونصيحة العلماء, والشعراء, ورجال الدين, وأما البحث الأسس في هذا الكتاب قسم إلي ثلاثة فصول. عن باب العلم وعن باب الآداب، وعن باب الأدب. وأما القيم التربوية الواردة في هذا الكتاب من جهة المعنى على خمسة جوانب، وهي تربية الإيمان، تربية العلمية، تربية العملية، تربية الأخلاق، وتربية الاجتماعية. وأما قيم تربية الإيمان تهدف إلى تثبيت العقيدة لتقوية الإيمان والإخلاص بالله. وقيم تربية العلمية تهدف إلى تحفيظ كرامة الإنسان، لتكون إنسانًا نبيلًا عالما ماهرا وصالحا ومفيدًا للآخرين. وقيمة تربية العملية تهدف إلى تعليم البشر على التعامل والتصرف والتفكير علي أسس سليم حتى تصبح الحياة نافعة بين الناس. وأما قيمة التربية الأخلاقية تهدف أن تكون الناس من أهل الصبر، والعفة, والعزة, والمتواضع, والأدب. وأما قيمة تربية الاجتماعية تهدف إلى تثقيف البشر على إقامة التواصل مع الآخرين دائمًا، لأن العلاقات المعاملة الإجتماعية من إحدى الطرق لتسهيل وصول الرزق والفضيلة من الرئيسية المحفوظات, القيمة, التربية, الأخلاق, اللغة العربية Wazzainab IsmailAbstrak Pemerolehan bahasa adalah antara cabang Ilmu Psikolinguistik. Umumnya setiap individu adalah berbeza cara pemerolehan bahasa. Perbezaan suasana, faktor sekeliling, keturunan, kecenderungan dan kehidupan sosial serta segala yang berkisar dalam hidup seseorang bakal melakar potret lengkap penerimaan bahasa terhadap diri seseorang. Kajian ini adalah penyelidikan terhadap pemerolehan bahasa dalam dua aspek; kompetensi dan performansi Imam Al- Shafie. Fakta sejarah menyatakan bahawa Imam Al- Shafie berketurunan Quraish iaitu keturunan Rasulullah SAW. Keturunan mereka bertemu pada datuk mereka Abd Manaf. Ibunya pula Fatima Al-Azdiyah adalah dari Yaman. Keturunan yang masyhur akan keberanian, ketaatan dan kebenaran pada kata dan bicara. Selain itu, Imam Al- Shafie suka dan selesa berterusan bergaul bersama pemilik bahasa baku dan tinggi kesantunan iaitu Bani Hudzail. Di samping itu, beliau telah menghafal al-Quran pada umur tujuh tahun dan menghafaz hasil nukilan Imam Malik iaitu Muwatta pada umurnya tiga belas tahun. Berkelana beliau mencari ilmu ke pelbagai tempat dan daerah pula memberi impak yang besar pada ilmu dan pengetahuannya. Manakala peranan guru dan ulama disamping beliau juga antara faktor utama pembentukan personaliti besar Imam Al- Shafie terutamanya dari segi bahasa. Menelusuri pemerolehan bahasa Imam Al- Shafie adalah salah satu cara meneladani proses pembelajaran bahasa Arab. Kesungguhan Imam Al-Shafie dalam menuntut ilmu dan mendalami bahasa Arab adalah suri teladan yang sangat baik dalam usaha menuntut bahasa dan ilmu. Kajian secara kualitatif telah mengumpul persepsi pelajar dan pensyarah bahasa Arab Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor bagi menzahirkan hubungkait pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa yang dijalankan dalam kajian ini. Dapatan kajian memperlihat bahawa ciri-ciri pemerolehan bahasa oleh Imam yang sangat berpengaruh ini adalah antara suri teladan pembelajaran bahasa Arab. Kata kunci Imam Al –Shafie, pemerolehan bahasa, pembelajaran bahasa Arab, suri teladan Syarifa RafiqaThis study examines how the relationship between gender language and ideology is constructed in media texts, and aims to interrogate a small number of articles taken from the most widely read online editions of national newspapers in Indonesia regarding online media reporting on the harassment of women in the "Ikan Asin" case. The focuses of this research are 1 how the women are displayed in the text. 2 How media displays texts, discursive practices that include the production and consumption of texts, and social practices. 3 What are the differences between the Mills and Fairlough critical discourse analysis models? The results of the study are that women are displayed positively even though the case they experience is negative. Text production is closely related to the ideology of journalists and the media as well as the audiences who consume the text. Both Mills and Fairclough's critical discourse analysis models have similarities and differences in analyzing texts. Key Words Critical Discourse Analysis, Mills, Fairclough, Ikan Riyâdhah al-Nafswa Muʻâlajah Amrâdh al-Qulûb bab ke-22 dari Ihyâʼ ʻUlûm al-DînAbu Al-GhazaliHamidal-Ghazali, Abu Hamid, Kitâb Riyâdhah al-Nafswa Muʻâlajah Amrâdh al-Qulûb bab ke-22 dari Ihyâʼ ʻUlûm al-Dîn, Beirut Dâr al-Fikr, jil. IIIM HasanAli Ali Dan MuktiHasan, M. Ali dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, JakartaPedoman Ilmu Jaya, PT. Remaja RosdakaryaHeri MuchtarFikih JauhariPendidikanMuchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan. Bandung PT. Remaja Rosdakarya, SuhartonoWawasan PendidikanSuhartono, Suparlan,Wawasan Pendidikan, Sebuah Pengantar Pendidikan, Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2008.
ArtiNama Nazhimah - menurutparaahli.com. Sedang mencari arti nama Nazhimah untuk memberi nama bayi perempuan? Dalam ulasan ini akan dibahas mengenai makna Nazhimah beserta asal bahasa dan kumpulan rangkaian namanya. Nazhimah mempunyai arti: [1] Ahli membuat syair [2] Kumpulan mutiara, dan berasal dari bahasa Arab.
Sebelum kita masuk ke inti pembahasan, kita akan mencoba melihat beberapa syair pada zaman jahiliyah oleh seorang penyair yang bernama Zuhair bin Abi Sulma dan merupakan penyair ahli hikmah. Di antara syair – syairnya yaitu وَمَنْ هَابَ أَسْبَابَ المَنَايَا يَنَلْنَهُ وَإِنْ يَرْقَ أَسْبَابَ السَّمَاءِ بِسُلَّمِ Artinya “Siapa yang takut akan sebab-sebab kematian, semua itu akan mendapatinya…Walaupun ia berupaya menghindar dengan menaiki tangga menuju langit…“ Kemudian syair oleh seorang penyair yang bernama Al-Mutanabbi. Beliau adalah penyair yang lahir di zaman dinasti Abbasiyah dan berikut ini diantara syair – syair hikmahnya yaitu أَعَزُّ مَكَانٍ فِى الدُّنْيَا سَرْجُ سَابِحٍ وَخَيْرُ جَلِيْسٍ فِى الزَّمَانِ كِتَابُ Artinya “Tempat paling mulia di dunia adalah pelana kuda pembalap…Dan sebaik-baik teman duduk sepanjang masa adalah buku…“ Dan إِذَا أَنْتَ أَكْرَمْتَ الكَرِيْمَ مَلَكْتَهُ وَإِنْ أَنْتَ أَكْرَمْتَ اللَّئِيْمَ تَمَرَّدَا Artinya “Jika kau muliakan orang baik, niscaya engkau dapat menguasainya…““Namun jika kau muliakan orang buruk, niscaya dia akan melunjak lancang…“ Syair Bahasa Arab Tentang Ilmu Berikut ini adalah syair bahasa Arab yang kita ambil dari seorang penyusun yaitu Abul Qasim Ahmad bin Umar bin Abdullah bin Ushfur –rahimahullahu– [Jaami’ul Ulumi Wal Hikam 1/2019] مَعَ الْعِلْمِ فَاسْلُكْ حَيْثُ مَا سَلَكَ الْعِلْمُ وَعَنْهُ فَكَاشِفْ كُلَّ مَنْ عِنْدَهُ فَهْمُ Artinya “Bersama ilmu, tempuhlah jalan yang telah ditempuh oleh ilmu…Dan tentangnya, belajarlah dari setiap orang yang memiliki pemahaman…“ فَفِيهِ جِلَاءٌ لِلْقُلُوبِ مِنَ الْعَمَى وَعَوْنٌ عَلَى الدِّينِ الَّذِي أَمْرُهُ حَتْمُ Artinya ” Dalam ilmu terdapat penyingkap hati dari kebutaan kebodohan…Dan pertolongan terhadap agama yang seitap urusannya adalah pasti…“ فَإِنِّي رَأَيْتُ الْجَهْلَ يُزْرِي بِأَهْلِهِ وَذُو الْعِلْمِ فِي الْأَقْوَامِ يَرْفَعُهُ الْعِلْمُ Artinya ” Sungguh aku melihat bahwa orang bodoh akan hina dan rendah…Adapun ilmu akan akan meninggikan derajat ahlinya di antara manusia…“ يُعَدُّ كَبِيرَ الْقَوْمِ وَهْوَ صَغِيرُهُمْ وَيَنْفَذُ مِنْهُ فِيهِمُ الْقَوْلُ وَالْحُكْمُ Artinya ” Dengan ilmu orang akan dianggap dewasa walaupun masih belia…Dan bahkan segala perkataan dan putusannya akan diterima mereka…“ وَأَيُّ رَجَاءٍ فِي امْرِئٍ شَابَ رَأْسُهُ وَأَفْنَى سِنِيِّهِ وَهْوَ مُسْتَعْجِمٌ فَدِمُ Artinya ” Apa yang diharapkan dari orang yang telah beruban rambutnya…Yang telah menghabiskan umurnya dalam keadaan bodoh dan pandir…“ يَرُوحُ وَيَغْدُو الدَّهْرَ صَاحِبَ بِطْنَةٍ تَرَكَّبَ فِي أَحْضَانِهَا اللَّحْمُ وَالشَّحْمُ Artinya “Si pemilik perut buncit melewatkan masa dan waktunya…Dengan seonggok daging dan lemak tersusun di tubuhnya…“ إِذَا سُئِلَ الْمِسْكِينُ عَنْ أَمْرِ دِينِهِ *** بَدَتْ رُحَضَاءُ الْعِيِّ فِي وِجْهِهِ تَسْمُو Artinya ” Jika si miskin ditanya tentang urusan agamnya…Tampak tanda-tanda kebodohan di wajahnya tersimpul …” وَهَلْ أَبْصَرَتْ عَيْنَاكَ أَقْبَحَ مَنْظَرٍ مِنْ أَشْيَبَ لَا عِلْمٌ لَدَيْهِ وَلَا حُلْمُ Artinya ” Apakah kedua matamu pernah melihat pemandangan yang lebih buruk …Daripada orang beruban yang tidak memiliki ilmu lagi kesabaran ….” هِيَ السُّوءَةُ السَّوْءَاءُ فَاحْذَرْ شَمَاتَهَا فَأَوَّلُهَا خِزْيٌ وَآخِرُهَا ذَمُّ Artinya ” Dialah keburukan terburuk, maka hindarilah dampak buruknya…Yang mana permulaannya kenistaan dan berakhir dengan kehinaan …” فَخَالِطْ رُوَاةَ الْعِلْمِ وَاصْحَبْ خِيَارَهُمْ فَصُحْبَتُهُمْ زَيْنٌ وَخُلْطَتُهُمْ غَنْمُ Artinya ” Bergaulah dengan pembawa ilmu dan pilihlah teman terbaik dari mereka…Karena bersahabat dan bergaul dengan mereka adalah keindahan sekaligus harta berharga…” وَلَا تَعْدُوَنْ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ فَإِنَّهُمْ نُجُومٌ إِذَا مَا غَابَ نَجْمٌ بَدَا نَجْمُ Artinya ” Janganlah sekali-kali kedua matamu berpaling dari mereka sesungguhnya…Mereka adalah bintang-bintang, jika satu terbenam akan muncul bintang lain…“ فَوَاللَّهِ لَوْلَا الْعِلْمُ مِمَّا اتَّضَحَ الْهُدَى وَلَا لَاحَ مِنْ غَيْبِ الْأُمُورِ لَنَا رَسْمُ Artinya “Demi Allah kalaulah bukan karena ilmu, petunjuk tidak akan tampak jelas…Dan tidak akan terlihat pula oleh kami gambaran dari perkara-perkara gaib…“
KisahPutri Bidasari. Syair ini bercerita tentang kehidupan seorang puteri yang cantik paras juga hatinya. Tersaji dengan apik dan menarik, berisi bahwa orang yang memiliki paras cantik bukanlah segalanya, namun sikap dan perilaku pun harus cantik. Cerita ini dimulai dari sebuah negeri sejahtera yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana. ‎“`Syair Mengenai Tuntunan Akhlak dan Budi“` Oleh Sucipto Bin Jahjo Wasito Teringat beberapa puluh tahun yang lalu ketika masih sekolah di Madrasah Diniyah. Ada syair mengenai tuntunan bagi anak-anak mengenai adab dan akhlak yang harus selalu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun syair-syair ini mengandung kata-kata yang sederhana, namun syarat akan makna. Berikut ini adalah syair tersebut dalam bahasa Arab dan Jawa 1-Sholaatullahi ma lahat kawakib Alaa ahmad khoiri man rokiba najaib. 2-Iki syiir kanggo bocah lanang wadon Nebihaken tingkah laku ingkang awon 3-Sarto nerangake budi kang prayogo Kanggo dalan podho mlebu ing suwargo 4-Bocah iku wiwit umur pitung tahun Kudu ajar toto keben ora getun 5-Kudu tresno ring ibune kang ngrumati Awit cilik marang bopo sing gemati 6-Ibu bopo rewangono lamun repot Ojo koyo wong gemagus ingkang wangkot 7-Lamun ibu bopo prentah inggal tandang Ojo bantah ojo sengul ojo mampang 8-Andhab asor ing wong tuwo najan liyo Tetepono ojo koyo rojokoyo 9-Gunem alus alon lirih ingkang terang Ojo kasar ojo misuh koyo bujang 10-Yen wong tuwo lenggah ngisor siro ojo Pisan lungguh duwur koyo jamak jujo 11-Yen wong tuwo sare ojo geger guyon Lamun siro nuju moco ingkang alon 12-Lamun siro liwat ing ngarepe Kudu nyuwun amit sarto depe depe 13-Lamun ibu bopo duko becik meneng Ojo melu padu ugo ojo nggreneng Bab Ambagi Wektu 14-Dadi bocah kudu ajar bagi Zaman Ojo pijer dolan nganti lali mangan 15-Len wayahe sholat ojo nunggu prentah Inggal tandang cekat ceket ojo wegah 16-Wayah ngaji wayah sekolah sinau Kabeh mau gathekake klawan tuhu 17-Kenthong subuh inggal tangi nuli adus Wudhu nuli sholat khusyuk ingkang bagus 18-Rampung sholat tandang gawe opo bae Kang prayoga koyo nyaponi omahe 19-Lamun ora iyo moco moco Qur’an Najan namung sitik dadio wiridan 20-Budal ngaji awan bengi podho wae Toto kromo lan adabe podo bae Bab Ing pamulangan 21-Lamun arep budal menyang pamulangan Toto toto ingkang rajin kang resikan 22-Nuli pamit ibu bopo kanthi salam Jawab ibu bopo alaikum salam 23-Disangoni akeh tithik kudu trimo Supoyo ing tembe dadi wong utomo 24-Ono pamulangan kudu tansah gathi Nompo ilmu pamulangan ilmu kang wigati 25-Ono kelas ojo ngantuk ojo guyon Wayah ngaso keno ojo nemen guyon 26-Karo konco ojo bengis ojo judas Mundak diwadani konco ora waras Mulih saking Pamulangan 27-Bubar saking pamulang inggal mulih Ojo mumpar mampir dolan selak ngelih 28-Tekan ngomah nuli salin sandangane Kudu pernah rajin rapi aturane Ono ing ngomah 28-Karo dulur konco ingkang rukun bagus Ojo koyo kucing belang rebut tikus 29-Dadi tuwo kudu weruh ing sepuhe Dadi enom kudu rumongso bocahe 30-Lamun bopo alim pangkat sugih joyo Ojo siro kumalungkung ing wong liyo 31-Pangkat gampang minggat sugih gampang mulih Alam iku gampang owah molah malih 32-Arikolo siro madhep ing wong liyo Kudu ajer ojo mrengut koyo boyo Karo Guru 33-Marang guru kudu tuhu lan ngabekti Sekabehe printah bagus dituruti 34-Piwulange ngertenono kanthi ngudi Nasihate tetepono ingkang merdi 35-Larangane tebihono kanthi yekti Supoyo ing tembe sira dadi mukti Ono Tamu 36-Tatkalane ibu bopo tompo tamu Ojo biyayakan tingkah polahamu. 37-Ojo nyuwun duwit wedhang lan panganan Rewel beko koyo ora tau mangan 38-Lamun banget butuh kudu sabar dhisik Nganti tamu mundur dadi siro becik 39-Arikolo podho ubaran tamune Ojo nuli rerebutan turahane 40-Koyo keting rerebutan najis tibo Gawe malu lamun deleng wong jobo 41-Kejobo yen bopo dhawuh he anakku Iku turahe wong ngalim kiyai-ku 42-Bagi sakdulurmu keben kabeh Ketularan Alim, sugih bondho akeh 43-Niat iro nuprih berkahe wong mulyo Ora niat rebut turahe wong liyo Sikap lan lagak 44-Anak islam iku mongso kudu awas. Ojo nganthi leno mangko mundak tiwas 45-Luru ngelmu iku perlu nanging budi Adab islam kudu tansah dipersudi 46-Akeh bocah pinter nanging ora bagus Budhi pekertine sebab do gembagus 47-Ring wong tuwo gak ngerteni gak ngajeni Sajak pinter dewe longko kang madhani 48-Jare iku caranipun sak puniko Ora ngono dudu intelek merdeko 49-Ngagem blangkon serban sarung dadi gujeng Jare ora kebangsaan ingkang majeng 50-Sawang iku pengeran Diponegoro Imam bonjol Teuku Umar kang kuncoro 51-Kabeh podho belo bongso lang negoro Podho ngagem destar pantes yen perwiro 52-Nggujeng serban sasat nggujeng Imam bonjol Sak kancane he anakku ojo tolol 53-Timbang gundhul opo ora luwih bagus Ngagem tutup sirah koyo raden bagus 54-Kolo-kolo pamer rambut sak karepmu Nanging kudu eling papan sesrawungmu 55-kumpul mudho bedo karo pul Kyai-ne Nuju sholat gak podho mlancong nujune 56-Ora nuli mlancong gudhul sholat gundhul Sowan moro tuwo gundhul nguyuh gundhul Cita-cita luhur. 57-Anak Islam kudu cita-cita luhur Keben ndonya akherate biso makmur 58-Cukup ngelmu ngumume lan agamane Cukup donya kanthi bekti pangerane 59-Biso mimpin sakdulure lan bangsane Tumuju ring raharjo lan kamulyane 60-Iku kabeh ora gampang laksanane Lamun ora kawit cilik ta-citane 61-Cita-cita kudu dikanthi gumregut Ngudhi ngelmu sarto pakerti kang patut 62-Kito iki bakal tininggal wong tuwo Ora keno ora kito mesthi nuwo. 63-Lamun kito podho ketekan sejane Ora liwat siro kabeh pemimpine 64-Negaramu butuh menteri butuh mufti Butuh kadi, patih, setten lan bupati 65-Butuh dokter, butuh Mister ingkang pinter Ngelmu agama kang nuntun laku bener 66-Butuh guru lan Kyai kang linangkung Melu ngatur negarane ora ketung 67-Iku kabeh sopo maneh kang ngayai Lamun ora anak kito kang nyaguhi 68-Kejobo yen siro kabeh ridho mbuntut Selawase angon wedhus nyekel pecut 69-Siro ridho gocek cikar selamine Kapir iro mentul-mentul lungguhane. 70-Ora nyelo angon wedhus numpak cikar Asal cita-cita ngelmu iso nenggar. 71-Nabi kito kolo timur pangon mendho Ing tembene pangon jalmo kang sembodo 72-Abu bakar sidik iku bakul masar Nanging noto masyarakat ora sasar 73-Ali abu tolib bakul kayu bakar Nanging tangkas yen dadi paglima besar 74-Wahid Hasyim santri pondok gak sekolah Dadi mentri karo liyane gak kalah 75-Kabeh mau gumantung ing sejo luhur Kanthi ngudi ngelmu sarto laku jujur 77-Tekan kene pungkasane Syi’ir iki Larikane wolu limo kurang siji 78-Mugo-mugo sejo kitho sinembadan Dening Allah ingkang nurunake udan 79-Pinaringan taufiq sarto hidayah Donya akhirate sehat lan ngafiyah 80-Amin-amin-amin-amin-amin-amin Falhamdu lil-ilaahi robil alamiin DiAfrika kelihatannya al-Qabisi banyak belajar tentang ilmu fiqih dan akhlak.Oleh karenanya, pada tahun 352 H bertepatan dengan 963 M al-Qabisi berangkat ke Timur tepatnya tanah Hijaz dan Mesir.Tujuan utama adalah menunaikan haji, di samping belajar mencari ilmu pengetahuan. bahasa Arab, syair, dan sejarah bangsa Arab (Islam) yang termasuk Date May 23, 2012 406 Views Syauqi Bey berkata dalam syairnya وَإِنَّمَا الأُمَمُ الأَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ ¤ فَإِنْ هُمْ ذَهَبَتْ أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا Artinya “Sesungguhnya kejayaan suatu umat bangsa terletak pada akhlaknya selagi mereka berakhlak dan berbudi perangai utama, jika pada mereka telah hilang akhlaknya, maka jatuhlah umat bangsa itu. About The Author Saya adalah Bloger asal Malang yang menyukai kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan IT, Design dan juga Pendidikan. Berupaya untuk selalu menebarkan kebermanfaatan bagi sesama.
Padawaktu itu bangsa Arab hanya mempunyai ahli-ahli hikmah dan ahli-ahli syair yang memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, mendorong keutamaan dan menjauhkan dari kerendahan yang terkenal pada zaman mereka. Ilmunya disebut ilmu akhlak yaitu suatu pengetahuan yang mempelajari tentang akhlak manusia yang berdasarkan pada Al-Qur

Ardika, I Wayan, Asiknya Menulis Puisi Bali Grapena Karya, 2020Citraningrum, Dina Merdeka, Menulis Puisi Dengan Teknik Pembelajaran yang Kreatif’, Belajar Bahasa, 2016, 82–90 Darmawati, Besse, Menggugah Identitas Kebangsaan Melalui Puisi Awaken The National Identity Through Poem’, JENTERA Jurnal Kajian Sastra, 2017, 42–63Hanum, Inayah, Pembelajaran Aktif Sebagai Model Dalam Menulis Narasi’, Jurnal Pendidikan, 2 2012Hasibuan, A L, Materi Ajar Teori Sastra Berbasis Syair Keagamaan’, Prosiding Seminar …, 2019, 815–19 Hatmo, Kenang Tri, Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Klaten Penerbit Lakeisha, 2021Hermansyah, and Zulkhairi, Transformasi Syair Jauharat At-Tauhid Di Nusantara Bali Pustaka Larasati, 2014Ibda, Hamidulloh, Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Untuk Mahasiswa Dilengkapi Caturtunggal Keterampilan Berbahasa, ed. by Zaidatul Arifah Semarang CV. Pilar Nusantara, 2019Kesarwani, Vaibhav, Diana Inkpen, and Chris Tanasescu, GraphPoem Automatic Classification of Rhyme and Diction in Poetry’, Interférences Littéraires/Literaire Interferenties, 25, 2021, 218–35Lafamane, Felta, Puisi, Prosa, Drama Felta Lafamane Memadatkan Segala Unsur Bahasa . 1 . Herman Waluyo Pengertian Puisi Menurut Herman Waluyo Ialah Karya Sastra Tertulis Yang 1 Puisi Lama’, 2020 Mamik, Metodologi Kualitatif Sidoarjo Zifatama Publisher, 2015Mardawani, Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar Dan Analisis Data Dalam Perspektif Kualitatif Yogyakarta Deepublish, 2020Nugraheni, Aninditya Sri, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran Aktif Jakarta Prenadamedia Group, 2019Pradopo, Rachmat Djoko, Beberapa Teori Sastra Metode Kritik Dan Penerapannya Yogyakarta UGM Press, 2021Rosa, Fitria, Neni Hermita, and Achmad Samsudin, Karya Sastra Melayu Riau Yogyakarta Deepublish, 2017Solihati, Nani, Penyimpangan Bahasa Puisi Dalam Sastra Siber’, BAHTERA Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 2014, 40–49 Lianawati, Menyelami Keindahan Sastra Indonesia Jakarta Bhuana Ilmu Populer, 2019Widodo, Unsur – Unsur Intrinsik Sya’ir Arab1’, Jurnal Pedagogy, 2017, 1–12

. 475 487 79 28 286 84 59 303

syair arab tentang akhlak